Cerita Sex Hot Dewasa - Berawal kenalan yg tak sengaja di atas bus, setiap pagi aq naik bus dari
terminal di daerah jakarta timur. Sampai pada suatu hari ada seorang
perempuan yg naik bersmaan denganku. Kalau diperhatikan perempuan itu
tampak biasa saja usianya, sekitar 34 tahunan, tetapi dengan setelan
blazer dan rok mini yg ketat berwarna biru tua, sangat kontras dengan
warna kulitnya yg putih.
Hari itu dia naik bersamaan denganku dan di luar dugaanku dia duduk
bersampingan denganku, padahal bangku yg lain masih banyak yg kosong,
tapi okelah itu kuanggap wajar. Tapi sungguh aq tak berani menegurnya,
kadang kala aq melirik ke arah pahanya yg putih mulus dan sedikit
ditumbuhi bulu-bulu halus. Hal ini membuatku betah duduk bersamanya.
Begitulah hingga hari kedua hal yg sama terjadi lagi dan kali ini kucoba untuk menegurnya,
“Pagi mbak…!”
“Pagi juga….” perempuan itu menjawab dengan senyum, lalu kubuka obrolan.
“Kayaknya 2 hari ini kita bersamaan terus ya? mbak mau turun dimana sih…?” dia menjawab
“Turun sarinah Mas…” dan aq bertanya,
“Mbak kerjanya disana ya…?” lalu dijawab
“Oh nggak mas, aq kerjanya deket sarinah…”
Lalu terjadilah obrolan biasa meliputi kemacetan lalu lintas sampai
dia tanya balik, aq kerja dimana, lalu kujawab di komputer, dan dia
bilang bahwa kantornya banyak pakai komputer.
Lalu dia berkata, “Boleh donk minta kartu nama” Maka kuberikan sebuah
kartunama, tapi waktu kuminta kartu namanya, dia tdk kasih dengan
alasan nggak punya.
Rupanya hari ini hari keberuntunganku dan segera mengetahui namanya
‘Nina’ selanjutnya kami selalu bersama setiap pagi dan
telepon pun mulai berdering dengan segala basa basi.
Pada suatu ketika aq tdk melihatnya selama 4 hari berturut-turut. Aq
sempat menunggu, sampai telat tiba dikantor. Kuhubunii telepon di
kantornya juga tdk masuk, akhirnya dia nelpon aq juga, katanya sakit.
Tepatnya hari selasa aq kembali bertemu denganya, kali ini dia tdk
memakai seragam hanya memakai celana jeans dan kaos T-shirt sehinga dada
montoknya itu nampak jelas membuat perhatian orang-orang sekitar kami,
kali ini dia mengajakku bolos kerja,
“Mas aq perluan bantuan nih” katanya.
“Apa yg bisa aq bantu…?”
“Mas, kalau bisa hari ini nggak usah masuk kerja temenin aq ke bogor yuk… kalau mas nggak keberatan lho…?
Aq berfikir sejenak, lalu aq tanya lagi,
“Memang kamu bolos kerja hari ini?”
“Aq lagi ada masalah nih, ya… agak pribadi sih, kira-kira bisa nggak mas…?
Aq nggak mikir lagi lalu kujawab,
“Ya udah dech aq temenin….”
Dalam hati sih, wah kasian ini customerku yg udah pada janjian
Dengan alasan nggak enak badan aq ijin tdk masuk kerja, aq
jalan-jalan sama Nina kerumah temannya di Bogor. Sampainya disana aq
dikenalkan sama temannya namanya Asih, mereka ngobrol berdua di
belakang, sedangkan aq dudk di ruang depan seorang diri, setelah itu
mereka kembali lagi dan kami mengobrol bersama. Rupanya si Asih ini
punya janji dengan temannya kalau mau pergi jadi kita tinggal berdua
saja di rumah astrid. Sambil ngbrol dikarpet dan nonton TV, dengan manja
Nina tiduran dipahaku, sambil bercerita sana-sini dan aq menjadi
pendengar yg baik, sampai dia bertanya.
“Mas capek nggak ditidurin pahanya gini….?”
Lalu kujawab,
“Ahh nggak papa kok Mbak!” dalam hati sich pegel juga nih sudah itu
‘si otong’ agak sedikit bangun gara-gara aq mengintip dadanya yg montok
dan putih mulus.
Dia memakai Bra yg cuma separuh (atas lebih terbuka) jadi gundukkan
dadanya agak menonjol, diluar dugaan dia bertanya lagi. Tapi kali ini
tanyanya nggak tau lagi, iseng mungkin,
“Anunya nggak keganggu kan di tidurin sama aq?” lalu aq menjawab sekenanya saja,
“Keganngu sih nggak, cuma agak bangun” eh dia malah tersenyum, sambil memegang penisku,
“Biarin deh bangunin aja, pengen liat, kayak apa sih!”
“Ya udah banguni aja” jawabku pasrah sambil berharap hali itu beneran,
“Ahh yg bener Mas? kalo gitu bukain donk biar aq bangunin”
“Jangan disini Mabk, nanti kalau temen mbak pulang gimana…?”
“Oh tenang aja si Asih pulangnya nanti sore, dia temen baikku, aq
sering nginap disni, dia juga suka nginap dirumahku” terus aq diam aja.
“Ayo donk bukain, katanya suruh bangunin!”
Dalam keadaan duduk dan bersandar di dinding di tambah lagi Nina yg
tiduran tengkurap di kakiku, jadi agak repot juga aq buka celana
jeansku, cuma aq plorotin sampai batas paha aja. Begitu dia melihat
penisku, langsung digenggamnya sambil berkata,
“Ini masih tidur, ya?… biar aq bangunin!”
Lalu dia mulai mengocok dan tangan sebelah lagi mengelus bagian
kepala penis, membuatku merasa geli tapi enak. Lalu ketika penisku mulai
tegang, dia semakin mendekatkan wajahnya dan mulai menjilat dengan ujung
lidahnya di sekitar bagian bawah kepala penisku. Sesekali dia menggigit
kecil, hal ini membuatku merem melek, akhinya kukatakan,
“Mbak kaosnya dibuka donk!”
“Lho kenapa mas?” katanya.
Aq menjawab,
“Pengen liat aja!”
Lalu sambil tersenyum dian bangun dan mulai melepas celana jeans dan
kaos T-shirtnya, sehingga sekarang yg tersisa hanya BH dan CD saja.
Ohh.. celana dalamnya yg mini sekali, betapa indahnya tubuh wanita
ini montok dan padat setelah itu dia kembali tiduran ke posisi semula.
Tapi kali ini dia tdk memainkan penisku tetapi sudah mulai diamsukkan ke
dlama mulutnya. Terasa lidahnya bermain di kepala penisku dan oohhh..
sungguh nikmatnya.
Sambil melepas baju, aq mencoba mengankat pantatku agar lebi masuk ke
dalam, rupanya dia tau maksudku, dia masukkan full sampai mentok ke
tenggorokkannya, sampai Nina sempat tersendak sesaat. Aq pun segera
berputar lalu merebahkan tubuh sehingga posisi sekarang 69.
Kubiarkan Nina memainkan penisku, sementara aq menciumi paha dalam
Nina yg putih dan mulus, sambil meremas-remas pantatnya yg masih
tertutup CD. Perlahan-lahan kutarik CD nya, sampai terlihat jelas bulu
lebat disekitar memeknya sehingga kontras dengan warna kulitnya yg putih
mulus, begitu lebatnya sampai ada bulu yg tumbuh disekitar lubang
anusnya.
Ohh, sungguh indah sekali panorama yg ada di hadapanku, dan aq
pun mulai menjilat memeknya yg harum sebab kelihatannya dia rajin pakai
shampo khusus untuk kemaluan. Pada saat terdengar suara rintihan lirih.
“Ooogghhhh Mas aq sudah nggak tahan nih….. ooohhh” dan dia tampak bersemangat.
Memeknya mulai basah oleh lendirnya, toketnya mengeras, akhirnya aq
bangun dan ubalikkan tubuhnya dan kulepas BH nya, sehingga tampak
tubuhnya yg montok dan mulus dalam keadaan bugil. Kuperhatikan dari atas
sampai bawah nampak sempurna sekali tubuhnya, putih, mulus, bulu
memeknya tampak lebat. Waktu kuperhatikan itu, tangan Nina terus
memegang penisku, akhirnya kukangkangkan kedua pahanya dan kuangkat
sehingga tampak jelas lubang memek dan lubang anusnya.
Lalu kucabut pelan-pelan batang penisku dari mulutnya dan merubah
posisi. Kupeluk tubuhnya sambil menciumi bibir, telinga, serta lehernya.
Hal ini membuatnya terangsang sambil berkata lirih,
“Mass, masukkin aja mas… aq udah nggak tahan….” lalu aq bangun dan
kupandangi dia, dan kuatur posisi kedua kakinya dilipat sehingga pahanya
menempel didadanya.
Lalu aq berjongkok dan kuarahkan penisku ke lubang memeknya lalu
kutempelkan kepala penisku. Kutekan sedikit demi sedikit, dan dia mulai
merintih, tangannya mencekram tanganku dengan kuat, matanya terpejam,
kepalanya bergerak kekanan dan kekiri dan memeknya basah hebat. Ini
membuat kepala penisku basah, dan aq mulai bergerak keluar masuk, tetapi
hanya sebatas kepala penisnya saja. Kini ia mulai mencoba menggerakkan
pinggangnya dan mencoba menekan agar penisku masuk sepenuhnya tapi aq
pertahankan posisi semula dan mempermainkannya terus. Akhirnya karena
tak tahan dia pun memohon.
“Ayo Mas… oohhhhh.. msaukin semua mas,, nggak kuat nih… ooohhh… Masss” pintanya.
Akhirnya aq mulai menekan lagi penisku dengan pelan tapi pasti.
Dengan posisi jongkok dan kedua kakinya berada diatas pundakku, aq mulai
menciumi lututnya yg halus itu, Nina pun mulai menggerakkan
pinggangnya ke atas dan kebawah, kira-kira sepuluh menit kemudian dia
mulai merenggang dan gerakkannya tdk stabil sambil mendesah.
“Mass… aaahhhh… ssshhhh…” “Ayo Mass.. oogghh.. terusss Mass…..” aq
pun mulai mengocok dengan cepat, sesekali dengan putaran sehingga bulu
kemaluanku mengenai klit nya.
Hal ini menyebabkan Nina ‘orgasme’, dan terasa cairan hangat menyirami batang penisku, tubuhnya mengejang hebat.
.
“Mass Aaaghhh… ppssthhhh… oogghhhh…” nafasnya memburu, sesaat
kemudian dia terdiam dan aq pun menghentikan kocokkanku. Kucabut pelan
batang penisku dari lubang memeknya tampak ada bekas cairan yg meleleh
membasahi permukaan memeknya.
Nafasnya tampak terengah-engah seperti orang habis lari, aq pun duduk
terdiam dengan batang penisku masih tegang mengeras, Nina pun
tersenyum. Sambil tiduran kembali di atas kedua pahaku dan rambutnya
terurai sambil dia memandangi batang penisku yg masih tegang. Tanganya
memegang penisku sambil berkata.
“Mas ini nikmat sekali, diapain sih kok bisa besar begini” lalu kujawab,
“Ah ini masih ukuran normal orang asia” dan dia bilang,
“Tapi ini termasuk besar lho mas” aq hanya terdiam sambil mengambil
sebatang rokok, lalu menyulutnya, dan kulihat Nina tetap memainkan
penisku dan berkata,
“Kasih kesempatan lima sampai sepuluh menit lagi ya Mas, biar aq bisa nafsu lagi” aq diam hanya menganggukan kepala.
Ronde kedua dimulai, direbahkan tubuhku lalu dia ambil posisi diatas
tubuhku, dia kangkangin kedua pahanya, dipegangnya penisku yg masih
tegang lalu dimasukkan ke dalam lubag memeknya, dan dia pun mulai
melakukan gerakan naik turun. Kedua toketnya berayun-ayun lalu secara
reflek kupegang kedua putingnya dan kupilin-pilin, membuat Norma
terangsang hebat. Sekitar 30 menit aq merasakan pejuhku akan segera
menyembur. Segera kubalikkan tubuh Norma dan kukocok memeknya dang
nafsu, Norma merasakan aq akan menyemburkan pejuhku, dia segera berkata.
“Mas semburin aja, aq pengen liat” aq diam sesaat kemudian Nina mulai merintih,
“Aduhhh Mas oogghhh… nikmaatttt.. oogghhhh… mASS….” akhirnya Nina kembali orgasme membuat memeknya basah.
Hal ini membuatku semakin nikmat. Akhirnya aq tak mau menahan lebih
lama pejuhku, terasa sudah di ujung tak dapat kutahan lagi. Segera
kucabut penisu, tangan kananku mengocok batang penisku sendiri dan
tangan kiriku menekan pangkal penisku sendiri. Pada saat itu Nina memasukkan salah satu jarinya kelubang pantatku membuat pejuhku nyembur
banyak sekali berceceran diatas dada, perut, dan bulu kemaluannya. Aq
pun segera berbaring di sampingnya, istrihat sejenak lalu kekamar mandi
untuk mandi bersama.
Dikamar mandi kami saling menyabuni, sambil keremas-remas toketnya yg
basah oleh sabun. Nina pun memainkan penisku yg masih setengah loyo
tapi masih saja mengeras. Lama-lama penisku menegang lagi karena
permainan tangan Nina dengan sabunya, waktu aq tanya,
“Mbak tadi kok minta disemburin diluar kenapa?” dia hanya bilang suka melihat penis cowok lagi keluar pejuhnya.
“Mas ini tegang lagi ya?” aq hanya mengangguk sambil tanya,
“Boleh dimasukkin lagi nggak?” Dia mengangguk sambil berkata,
“Dari belakang ajaya mas!” sambil membalikkan tubuh yg masih penuh dengan sabun dan posisi setengah membungkuk.
Kedua tanganya bertumpu di sisi bak mandi dan kedua kakinya agak
dilebarkan sehingga tampak jelas sekali lubang memeknya, juga lubang
pantatnya. Aq berjongkok dibelakangnya sambil menjilati memeknya dan
pantatnya, lamat-lamat aq mendengar suara diantara gemricik air yg
mengalir ke bak mandi. Segera kuambil sabun kugosokkan di batang
penisku, lali keugenggam batang penisku dan kepala penisku kutempelkan
di permukaan lubang memeknya.
Terdengar desahanya dan aq mulai menggerakkan batang penisku maju
mundur, sungguh nikmat sekali dan Nina pun tampak menikmati dengan
menggerakkan pinggulnya kekanan dan ke kiri. Sekitar 15 menit Nina kembali meraih orgasme. Lenidr hangat kembali membasahi batang penisku.
Aq bertanya,
“Keluar lagi mbak?” Ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu dengan
perlahan kembali kugerakan batang penisku maju mundur sambil emnunggu
Nina terangsang lagi, kulihat lubang anusnya yg agak mencuat keluar,
lalu kucoba masukkan jari telunjukku kedalam lubang anusnya setelah aq
beri sedikit sabun, terdengar sedikit rintihan,
“Ssstthh.. ooghh mas pelan-pelan” rintihan yg membuatku semakin
nafsu, tiba-tiba aq ingin sekali mencoba untuk menikmati lubang anusnya
yg keliatan masih ‘perawan’ itu, kucabut batang penisku yg masih basah
itu akibat lendir memek Nina.
Kutempelkan kepala penisku yg keras di permukaan lubang anusnya,
kupegang batang penisku sehingga kepela penisnya mengeras. Aq mencoba
menekan batang penisku, karena licin oleh sabun maka kepala penisku
segera melesak kedalam lubang anus, dia pun mengeluh,
“Aaghh aduh Masss… ssthhh oogghhhh!” aq berhenti sejenak, dan dia bertanya,
“Kok dimasukkin disitu mas?” lalu aq menjawabnya dengan pertanyaan,
“Sakit nggak mbak?” Nina hanya diam saja, dan aq melanjutkan sambi
berdiri agak membungkukkan badan, tangan kiriku melingkar diperutnya
menahan tubuhnya yg mau maju, dan tangan kanaku berusaha memegang
memenya mencari klit nya. Hal ini membuat dia terangsang hebat, dan
kutekan terus batang penisku sampai masuk penuh.
Terasa olehku otot-otot anusnya mencengkram batang penisku, permainan
ini berlangsung 30 menit lamanya, dan kembali aq tak mampu menahan
pejuhku di dalam luabang anusnya sambil kupelu tubuhnya dari belakang,
kutekan batang penisku sedalam mungkin, tubuhku mengejang hebat dan
menymeburkan pejuhku di dalam anusnya, kudiamkan sejenak batang penisku
di dalam lubang anusnya sambil tetap memeluk tubuhnya dari belakang, dan
tubuh kami masih berlumuran sabun. Kami melepaskan nafas karena lelah
lalu kami selesaikan dengan saling menyiram tubuh kami, lalu berpakaian
dan duduk kembali Asih pulang, Nina pun teridur dikursi sofa karena
kelelahan.
Ketika mulai senja kulihat Asih pulang dan aq membukakan pintu, dia bertanya.
“Mana si Nina?” kutunjukkan dan dia berkata,
“Oh tidur ya, capek kali ya?” aq hanya diam dan Asih masuk
kekamarnya, tiba-tiba aq ingin kencing dan aq kekamar mandi melewati
kamar Asih.
Secara tdk sengaja aq melihat diantara daun pintu kamarnya yg tdk
tertutup rapat, Asih sedang ganti pakaian, kulihat dia hanya memakai
CD saja. Tubuhnya bagus, putih bersih dan sangat berbentuk.
Sejenak aq terpana dan ketika ia memakai baju aq buru-buru kekamar
mandi untuk kencing, dan waktu keluar dari kamar mandi, Asih telah
menunggu di depan pintu, sambil tersenyum bilang.
“Tadi kamu ngintip ya?” aq hanya senyum dan berkata.
“Boleh liat semuanya nggak?” dia menjawab,
“Boleh tapi nggak sekarang, nggak enak sama…..” sambil menunukkan tanganya ke arah Nina.
Aq paham maksudnya, lalu dia masuk kekamar mandi sambil tenganya
meremas penisku, aq segera kembali keruang tamu dan membangunkan Nina.
Akhirnya aq dan Nina sering ngentot dengan berbagai gaya di hotel,
villa kadang juga dirumahku senidir, dan ketika aq ingin kerumahnya dia
selalu melarang dengan berbagai alasan. Ternyata Nina ini sduah bersuami
dan memilikki 1 anak, ini membutaku sangat kecewa.
Disaat aq mulai benar-benar mencintainya, dan Nina pun sebenarnya
menginginkan hal yg sama, tapi dia sudah terikat oleh tali perkainannya.
Hanya saja dia tak pernah merasakan nikmatnya hubungan sex dengan
suaminya, dan saat jumpa denganku dia cukup lama mengambil keputusan
untuk menjadikan diriku sebagai kekasihnya (PIL), katanya bersamaku dia
menemukan apa yg dia inginkan (kata norma lho)
Hubungan kami berlangsung 2 tahun lebih sampai dia pindah bersaman
suaminya ke Kota S. Tapi aq yakin suatu hari aq pasti bertemu lagi. Oh
Nina sayangku, ternya kami milik orang lain. Hingga saat ini aq masih
berharap bisa bertemu denganmu lagi, setiap pagi aq masih setia
menunggumu, walau tidak ketemu tapi kenanganmu masih tersisa didalam
hatiku.