Siksaan Seorang Perempuan
Cerita Sex Hot Dewasa - Malam itu Amin mengerjakan tugas yg menumpuk dari kantor di kosannya. “sial dasar PNS malas, lagi-lagi junior seperti saya harus mengerjakan tugas-tugas mereka dgn embel2 harus belajar lebih giat” umpat Amin dalam hati. terbesit kejadian yg Amin lakukan bersama Siska tiba-tiba kepala Amin terasa pusing berat. handpone Amin bergetar, segera ia melihat ada sms masuk. ternyata itu sms dari Siska yg mengucapkan terimakasih sudah mau mendengarkan curhatan dia. Amin masih terbayg-bayg kejadian tadi “sial kenapa sih tak aku lanjutkan saja permainan tadi” nampaknya Amin menyesal.
Baca Juga : Cerita Sex Pemerkosaan Yang Sangat Kejam
Pusing dikepala Amin sungguh menyiksa, kalau sudah begini apa daya pekerjaan kantor yg menumpuk tak jadi dikerjakan. akhirnya Amin memutuskan untuk istirhat sejenak.Sudah beberapa hari Amin hanya menghubungi Siska melalui sms atau telpon. Amin benar-benar malu dan merasa bersalah dgn Siska. hari ini seperti biasa tugas Amin datang di pertemuan bos-bos besar. Pertemuan itu banyak sekali orang. wanitanya cantik-cantik, berkulit putih dan mulus.
Cerita Ngentot | Amin memang memiliki jabatan yg strategis, kedekatanya dgn pengusaha-pengusaha membawa dia menjadi salah satu orang kepercayaan mereka. Amin selalu membantu mereka dalam mengurus surat perizinan. entah untuk periklanan, pajak, dll. sebenarnya kerja PNS hanyag ongkang kaki saja di kantor, kalo tak ada duit kaki mereka”PNS” males jalan.
sedangkan surat perijinan secepatnya harus mereka”pengusaha” dapatkan untuk tujuan promo atau kelancaran usaha mereka. inilah bobroknya PNS senior, makan duit rakyat kerjanya. jika memakai jalur biasa, yah surat mereka hanya jadi tumpukan paling akhir. itu aja mungkin alasan telat, bos lagi sibuk,keluar daerah, padahal dokumen mereka”PNS” timbun. ujung-ujungnya di peraturan negara surat keluar 2 minggu ini bisa berbulan-bulan.
Amin selalu saja dikenalkan dgn kerabat mereka”pengusaha”. sangat jarang orang indo alias pribumi di jodohin dgn salah satu keluarga mereka”pengusaha” loh. karena mereka”pengusaha” sangat menjaga garis keturunan terlebih generasi nenek moyg. hanya pasti mereka”pengusaha” mendapat keuntungan lebih bukan jika memiliki menantu seperti Amin.
pertemuan pengusaha ini tertutup, sepertinya hanya sedikit keturunan pribumi yg hadir. mereka”pengusaha” mengobrol dgn bahasa ingris, china dll. sedikit-sedikit Amin tau obrolan mereka secara pasif karena walaupun Amin berkerja waktu luangnya dipakai untuk les bahasa asing guna menunjang pergaulanya yg ini nih. dari keramaian datang seorang pengusaha membawa seseorang wanita yg cantik bersamanya. Amin yg sedang menikmati minuman di panggilnya.
“Amin…Amin….sini” panggil ko Susanto.
Amin langsung saja berjabat tangan dgn ko Susanto. dan segera berjabat tangan dgn wanita disebelahnya. “Amin…” sapa Amin,”Susi…” sapa Susi. melihat penampilannya ci Susi. ternyata dia masih sangat muda, mungkin kisaran umur 23an lah, taksir Amin.
“Susi ini habis di putusin pacarnya” Susanto menambahkan. “Susanto ah biasa aja, malu tau masa baru kenal tau2 bilangnya kaya gitu” Susi membalas sambil mencubit Susanto. sebenarnya usia mereka tak jauh berbeda. Susanto merupakan penerus usaha ayahnya dibidang garment dan dia selalu mengurus surat perijinan untuk jualan ataupun promosi ke Amin. karena mereka masih muda, obrolan mereka lanjut tak seperti obrolan dgn pengusaha yg sudah berkeluarga obrolan mereka lebih banyak ke usaha dan keluarga, hanya sedikit basa-basi.
“Amin ayo lah karoke bareng-bareng” ajak Susanto.
“ah lo mah karoke minta atas sama bawah” jawab Amin.
“sial kok ngomonginya di depan Susi, ketauan belang gw dah” jawab Susanto.
“jadi selama ini belum berubah yah masih nakal kya dulu” timpa Susi.
“hahaha aq tau kok Amin, lo gx suka wanita sembarangankan? nih ajakin Susi aja” tawar Susanto.
“lah, kok ajakin aku. nanti aku juga di suruh karoke atas bawah juga dong sama Amin” jawab Susi.
“hahahahah mereka tertawa bersama” Susi sebenarnya lebih cocok untuk Susanto. Susi berbadan putih, mulus, tinggi, cantik terawat. namun satu kekurangnya Susi. dadanya rata. entah itu BH di sumpel apa biar minidres yg dia pakai muat.
Amin yg sudah faham banget bentuk serta ukuran merasa kurang tertarik. mungkin kalo homo bercinta dgn Susi merasa aman dan nyaman tak ada masalah ataupun konflik batin dah. karena bentuk badanya sama dgn lelaki langsing ketimbang dgn wanita. Amin berfikir positif ,
“mungkin emang keturunan juga kali atau masih masa pertumbuhan”.
tiba-tiba Susanto di panggil orang lain. “yah sial ikut obralan orang tua lagi nih” umpat Susanto kepada Susi dan Amin. “hahahaha sukurin, udh sana pergi nanti dibilang durhaka” jawab Amin.
“eh iya yg ada gw bisa bangkrut juga nih kalo gx ikut, titip Susi sebentar doang yah” jawab Susanto.
“lama juga gpp kok, nanti tak bawa pulang” jawab Amin. tawa Susanto terlepas seraya pergi meninggalkan mereka berdua. “eh anggel sebenarnya Susanto itu siapa kamu?, maaf yah tiba2 nanya begitu” tanya Amin. “ohhh ko Susanto tuh masih sepupu” jawab Susi. “kalo sepupu bisa dong menikah?” tanya Amin. “enggak, orang tua kita ngelarang. karena ko Susanto pengen banget adik wanita yah dia selalu ngajakin aku” jawab Susi. “oh gitu, sayg banget yah” timpa Amin. “hahaha enggaklah, kalo udh jadian sama ko Susanto mah nanti Susi gx boleh turun dari kasur” jawab Susi.
“hahaha ngaco kamu, gx Susanto gx adiknya sama ngaco” jawab Amin dgn becanda.
“ia lah kakaknya yg ngajarin, sebagai adik yg baik harus mengikuti” kata anggel.
“hahahah jadi kalo ko Susanto yg lagi karaoke Susi juga mau?” tanya Amin.
“sial, emang beneran ko Susanto hobynya masih kya gitu?” tanya Susi.
“tanya aja sendiri” timpa Amin seraya pergi mengambil minuman.
“ahhhhhhhhhhh” suara rengek Susi.
Susi mengikuti Amin. ia terus berada di dekat Amin. padahal tamu-tamu di situ banyak wanita berpakaian sexy jauh lebih sexy daripada Susi. mungkin karena Susi mudah di ajak bicara dan seumuran Amin merasa nyaman. kalau wanita yg lain palingan seperti biasa jadi pajangan bos-bos doang.
Amin memperhatikan pakaian Susi. minidres dgn tubuh setinggi Susi membuatnya terlihat janggal. paha Susi yg mulus terus terpampang menggoda setiap setiap mata untuk melihat isi dalemannya. menggoda setiap tangan untuk mengelusnya dgn lembut. pikiran Amin yg ngeres menjadikan dia pusing dan berat. matanya terpejam beberapa detik. “sepertinya ini harus cepat dikeluarkan” pikir Amin. tiba-tiba tangan Susi menyentuk lengan Amin, sedikit menahanya agar Amin tak hilang keseimbangan.
sikut Amin tepat di tengah dadanya. Amin kaget, yg mengagetkan biasanya jika tangan Amin berada diposisi ini ia bisa merasakan kehangatan. ini berbeda, rasanya kosong. Amin ingin sekali tertawa, namun tak enak dgn usaha Susi. Susi segera memanggil Susanto. dgn cepat Susanto datang dan menanyakan keadaan Amin. Amin hanya butuh istirahat, mungkin karena tidur larut malam Amin kurang sehat.
Dgn inisiatif, Susanto memanggil taksi dan menyuruh Susi menemaninya. Susi bingung harus bawa kemana Amin. Amin meminta untuk istirahat sejenak. sebelum pergi ia bertemu dgn si punya pertemuan, si pemilik menawarkan ruangan untuk istirahat namun Amin menolak karena lebih nyaman untuk pulang.
Susanto masih melanjutkan pertemuan, karena menurutnya Susi saja yg mengantarnya sudah cukup terlebih dia di temani supir pasti beres. kebetulan mobil Susi sudah ada di depan gedung, Amin dan Susi menaikin mobil itu meninggalkan gedung. taksi yg dipesanpun tak jadi. sesampainya di mobil, Amin bertambah sakit. mukanya kini pucat, badanya lemas.
Susi yg duduk berdua di bangku tengah, merasa iba dan menyuruh Susanto untuk tidur di atas pahanya. tangan Susi menyentuh wajah Susanto yg pucat, menariknya untuk tidur di atas pahanya. minidress Susi pakai untuk berdiri saja hampir memperlihatkan isi dalemanya ini Susi duduk, kebayg paha Susi sudah naik hingga kemana-mana. Amin yg melihat paha Susi menjadi lemas, bukan lemas karena sakit lemas karena pikiran.
“jika tak keluar nih bakalan gawat”wajah Amin menyentuh paha Susi. “terasa hangat dan nafasnya sedikit panas” pikir Susi. Susi bilang ke supir agar mampir saja rumahnya karena ia rasa tempat itu yg paling dekat. Amin merasakan halus dan wangi paha Susi. putih mulus, tak ada satupun bulu yg menempel. wangi ini membuat Amin semakin tenggelam, karena sudah beberapa kali hasratnya hanya di pendam.
Aminpun tertidur diperjalanan. tiba-tiba Amin terbangun, merasakan selimut hangat namun udara dingin sekali. Amin melihat sekeliling ruangan, dgn tembok bercat pink rose dan interior yg dominan putih. selagi mengumpulkan nyawa yg masih hilang ia melihat segelas air diatas meja, Amin mengambil lalu meminumnya dgn cepat, menenggaknya hingga tak setetespun tersisa.
sakit kepalanya kini sudah hilang, namun rasanya masih melayg. Amin mencoba memperhatikan kamar ini. mungkin pemiliknya wanita. dari jendela ia bisa melihat jalan utama menuju rumah dgn pos satpam di samping gerbang. Amin masih melihat diatas meja kecil terdapat foto Susi bersama dgn wanita. bukan keturunan china lebih mirip orang jawa barat. jika dilihat sekilas mereka seperti kakak adik.
Amin mendengar suara air dari salah satu pintu di kamar itu. suara gemericik membuat Amin penasaran, mungkin dia (yg di foto bersama Susi) pemilik kamar ini atau jangan-jangan ini memang kamar Susi. Amin melihat sekeliling, terdapat selembar kain, sepertinya pakaian ini mirip yg dipakai Susi. Amin masil lemas enggan untuk berjalan melihatnya lebih dekat.
Baca Juga : Cerita Sex Kunikmati Guru Bahasa Inggrisku
“crek” suara pintu terbuka. Amin berpura-pura untuk tidur. ternyata benar, Susi pemilik kamar ini. dgn rambut basah dan tubuh terlilit handuk, Susi keluar dari kamar mAmin. Tubuhnya yg putih mulus sangat kontras dgn handuk gelap miliknya. Susi berjalan ke depan lemari, dibukanya pintu lemari sembari memilih pakaian.
sepertinya ia kali ini memilih sebuah miniset tanpa tali. bentuknya unik seperti bandana berwarna hitam menutupi kedua dadanya datar. Amin sepertinya ketahuan terlihat Susi melihat dari arah cermin, Amin sedang memperhatikan. agar Amin merasa tak bersalah Susipun melanjutkan aktifitasnya memakai baju. Amin yg sudah panas dingin melihat Susi di depan kasur merasa hawa panas menjalar di tubuhnya. bukan karena sakit ini perasaan yg lain.
Susi menutup tubuhnya dgn tantop berwarna biru laut. dgn memakai celana pendek, sepertinya Susi memilih untuk tak memakai CD. karena dari tadi Amin memperhatikan tak satupun CD yg ia bawa, hanya celana pendek itu saja. ukuranya terlalu pendek untuk menutupi bongkahan pantatnya yg sedikit besar. kakinya tetap jenjang, pahanya lurus mulus membuat siapapun yg melihatnya meneteskan ludah. Amin sudah terlalu panas melihat seluruh tubuh Susi, namun Amin tak dapat mendekatinya. seperti ada sebuah rantai yg mengikatnya untuk tetap tidur disini dan hanya terus memperhatikan kali ini Amin hanya bisa memperhatikan sembari menahan hawa panas yg membuat AC ruangan ini seperti tak berkerja.
Susi mengambil karet dan mengikat rambutnya keatas agar tak membasahi tanktop yg ia pakai. kali ini,Amin benar2 menelan ludah, lehernya yg jenjang membuka rantainya untuk bergerak. ia bergerak sedikit menggeser tubuhnya agar berada di pinggi ranjang.
“oh udah bangun kak” tanya akrab Susi.
“eh udah kok dek” jawab Amin reflek.
“udah sehatan belum? kalo belum sehat mending istirahat aja” Susi segera berjalan menjuju ke Amin.
“udah kok, udah sehat nih mau mencoba jalan sendiri” jawab Amin.
Susi bak model, melangkah di depan Amin sambil memperlihatkan bentuk tubuhnya yg hampir sempurna. celana Susi membuat gemes Amin. dari bahanya yg rabun terlihat sedikit lekukan kemaluan Susi. kali ini Susi benar-benar membius Amin. matanya tak henti memperhatikan Susi.
“kak kok malah bengong ngeliatin Susi?” tanya Susi.
“eh iya kamu cantik” jawab Amin terlalu jujur.
“ah basi, kalo kakak tau aku belok gimana?” tanya Susi.
“hah? serius kamu belok” jawab Amin.
“jadi foto itu” Amin melanjutkan.
“iya kak itu mantan” potong Susi.
“oh iya, iya pantesan kamu biasa aja sama lelaki yah” kata Amin.
Mereka berdua terdiam sejenak. sambil memperhatikan masing-masing
“kata kakak(Susanto) aq harus sembuh kak” Susipun memulai pembicaraan.
“hahahahh iya tuh harus semubuh tuh, emang Susi tipe apa? butchy atau femme?” tanya Amin.
“ihhhh kak malah nanya serius, aq sebenernya andro butchy” jawab Susi.
“hah? apaan lagi tuh?” tanya Amin.
“penampilanku sebenernya seperti lelaki hanya sifatnya masih perempuan.
Dulu saat masih pacaran dgn dia(menujuk di foto) aq selalu memakai jins dan tanktop aja, rambut gx sampe di cepak hanya di potong pendek. jadi sekarang rada feminim di paksa kakak(Susanto), sampe di beliin baju,dres,sepatu tiap bulan pokoknya semua tentang perempuan. akhirnya daripada gx dipakai sayg yg merubah sedikit penampilan” cerita Susi. “emang kenapa kok bisa sih kenal kya gitu?” tanya Amin penasaran sambil berusaha mendekatkan diri ke Susi yg akhirnya bercerita sambil duduk di tepi ranjang.
“waktu itu Susi bersekolah di sebuah SMP. saat itu Susi masuk sekolah khusus wanita dan hanya ada guru laki-laki, itupun Susi mempertanyakan kelakiannya(Susi sedikiti tersenyum). akhirnya Susi berkenalan dgn kakak kelas. ternyata rata-rata siswa di sana diharuskan untuk masuk asrama juga agar lebih fokus belajar. orang tua tak keberatan demi masa depan anaknya. semenjak itu aku tak pernah berkenalan dgn laki-laki” Susipun terdiam.
“Susi” bisik Amin. Amin yg sedari tadi berusaha mendekat diri ke tempat duduk Susi, ternyata kini sudah tepat di sampingnya. Susi hanya sedikit menoleh. matanya teringat masa lalu, entah sebuah kesalahan atau takdir.
“Susi” bisik Amin lagi. Susi masih terdiam. teringak pertama kali,ia dan kakak kelasnya(wanita) berkenalan. kakak kelasnya selalu bermain ke kamar asramanya walaupun beda gedung. untuk pertama kalinya Susi merasa memiliki kakak yg sayg dgn dia. beberapa bulan dekat Susi sudah di peringatkan bahwa kakak kelasnya memang belok. namun Susi tetap tak percaya. akhirnya kakak kelasnya menyatakan cinta kepada Susi.
Waktu itu Susi masih SMP, mungkin cinta pertamanya salah tempat,waktu dan keadaan. ia tak sempat berkenalan dgn lelaki. ya pertama kalinya Susi tidur berdua dgn mahkluk sejenisnya. dalam hati Susi masih ragu. ia ingat saat itu Susi berdiri di pinggir ranjang dan kakak kelasnya berada di sampingnya. berbisik kata cinta dan selalu memujinya ganteng daripada cantik. tubuhnya lebih mirip seorang lelaki daripada wanita.
Aminpun kini memujinya cantik walau dalam hati Susi masih ingin dibilang ganteng. kakak kelasnya mulai menyentuh bibirnya dgn tangan. begitula Amin yg sudah menyentuh pipinya dan menuju ke bibir. kakak kelasnya berusaha meraih bibir Susi dgn cara sedikit membelokkan dagu Susi dgn tangannya. begitu pula dgn yg Amin lakukan saat ini.
Kini Susi merasa nafasnya mulai tak teratur, jantungnya berdetup kencang. mata Susi menatap Amin kosong, baygan masa lalunya sibuk mencari-cari berkas kenangan lama untuk disatukan kembali.
sesaat Susi tersadar. ia menarik mencoba memalingkan wajahnya.
Kini Amin berhadapan dgn lehernya. kesempatan ini tak terbuang sia-sia. Amin segera mencium belakang lehernya Susi yg ditumbui bulu-bulu halus seperti rambut kecil. saat lidahnya yg basah menyentuh leher Susi. semua bulu itu sontak bereaksi seraya mendapatkan sinyal dari syaraf kulit. “ssshhhhh……”desah Susi membuat ia mengingat kakak kelasnya melakukan hal yg sama. tangan Amin tak tinggal diam.
ia mencoba meraih tangan Susi yg hanya berpegangan di tepian ranjang. disentuhnya lalu di gengamnya. tagan kiri Amin tak tinggal diam. ia mencoba memasukkan tanganya dari bawah tangtop Susi. Amin merasakan perut Susi sudah panas sedikit berkeringat. tangan kirinya terus menjalar keatas. rupanya tangan kiri Susi berusaha untuk menghentikan langkah tangan kiri Amin.
Aminpun tak habis akal. ia berusaha membasahi bibirnya dgn lidahnya lalu mencium leher belakang Susi. sengaja ia membasahi sedikit agar saat Amin sedot lalu ia tarik akan menimbulkan bunyi “POP….”. dgn melakukan aksi ini tangan kiri Susi yg menahan tiba-tiba melemas. kini tangan kiri Susi mencoba mencari tangan kiri Amin untuk segera mengarahkan ke dadanya.
Amin merasa kecewa. ia merasa seperti anak kecil bermain kelereng. tanganya mendapatkan gundukan pasir yg diatasnya ada sebiji kelereng besar tak lebih dari itu. namun sentuhan Amin membawa kepada Susi sebuah ombak lautan yg besar. Aminpun penasaran. akhirnya tangan kanan Amin berpindah, mengarah kebagian pusar Susi.
ternyata Amin mendapatkan suatu kejutan. pusar Susi memiliki tindikan, jari Amin bisa merasakan benda logam dingin diantara panasnya kulit yg basah. kali ini Amin sedikit tersenyum. tangan kiri Amin terus saja mencoba untuk memindahkan biji kelereng. karena ia menyusup kedalam miniset yg ketat, Amin merasa tanganya sedikit terhambat. Susi menyadarinya, tanyg kanan Susi mencoba untuk menaikkan pelindung dadanya itu. tak kuasa menahan bendungan ini. Susi sendiri langsung ikut bermain dgn kelereng yg nganggur.
“aachhhhh…..” lirih Susi ketika menyentuh memakai tanganya sendiri. tetapi rintihan itu bukan dari ulah tanganya sendiri. tangan Amin ternyata sudah mencari kacang dedekat goa. Amin tekan, lalu gesekkan lagi. terkadang Amin pencet kedalam agar kacang tersebut tertimbun dalam tanah.
terasa kacang itu tumbuh sangat rapih, tak ada serabut akar yg tak terawat tumbuh disekitarnya. setiap Amin menyentuh hingga pangkalnya. goa itu mengalirirkan air yg cukup membuat tangan Amin licin. jari manis dan kelingkin Amin mencoba untuk menyibak mulut goa.saygnya masih terlindungi oleh celana yg sudah basah. jari tengahnya mencoba untuk menggali lebih dalam. kali ini hanya sebatas kuku jari.
Baca Juga : Cerita Sex Menikmati Suami Temanku
“ahhhhhh………. Susi” ternyata tangan kiri Susi meyentuh gelembung celana Amin. tangan kiri Susi sekarang sudah menyelinap masuk kedalam celana Amin. tak peduli betapa sempitnya dilam sana, Susi berusaha untuk masuk. telapak tanganya terkunci oleh sempitnya celana hasilnya hanya jari Susi yg masuk, namun tak perlu usaha lebih untuk menyentuhnya Susi bisa merasakan kepala yg berusaha keluar dari sangkarnya. “aw….sakit” jerit Amin.
ternyata Susi sama sekali tak paham. kuku Susi tanpa sengaja menyentuh lubang kemaluan Amin. dgn cepat Amin menarik tangan kananya dari permainan menambang tadi. seketika itu pula ia menari tangan kirinya dari permainan kelereng. segera ia memastikan, si otong tak kenapa-kenapa. Susi yg dalam keadaan terhipnotis, mencoba mengembalikan kesadaranya. ia melihat Amin berdiri dihadapannya seraya memperhatikan mukanya panik. Susi hanya melihat tangan kirinya, ia lupa kukunya sedang panjang. dgn cepat Amin membuka resleting dan sabuknya, lalu dgn sigap ia menurunkan kolornya. Susi sontak kaget. menutup muka.
“kakak itu….” teriak Susi. “apaan itu-itu,…. gx ngeliat tadi aq juga triak gara-gara tititku kamu lukai” jawab Amin sewot. “hah? luka, mana?” Susi mencoba membuka mata dan tangan yg menghalangi wajahnya. Susi memperhatikan kepalanya. tanpak sedikit goresan merah berbentuk seperti senyuman. mungkin ini karena ia menekan dgn jarinya tadi.
“enggak ada luka kok nih kepalanya senyum gitu” ajak Susi becanda.
“senyum-senyum,…. tanggung jawab nih perih” kata Amin.
Susi tiba-tiba duduk dilantai. “kak,…. aku bo….”belum sempat selesai Susi berkata Amin langsung memasukkan kontolnya kedalam mulut Susi. “ahhhhhhh………bolehhhh” jawab Amin.tiba-tiba Susi menjauhkan kepalanya, kontol Aminpun terlepas dari mulutnya. “uhguuukkkkk………sial….”umpat Susi. “lah kok sial???” tanya Amin.
“kamu tuh tiba-tiba…..” belum sempet menyelesaikan omonganya, Susi di tarik keatas agar berdiri. dan “ummmmmppppfffff” Amin menciumnya dgn ganas. lidah mereka saling bertempur didalam. Susi merasakan kenikmatan. “hu…hu..hu..”seperti sedang berebut nafas. Amin membalikkan tubuh Susi menghadap kasur. lalu Amin mendorongnya. akhirnya tubuh Susi terpendal perutnya tertahan sudut kasur. ia seperti seorang bersujud, namun kakinya masih menyentuh lantai dan badanya diatas kasur.
“ah……….kak jangan ka………”belum sempet Susi menyelesaikan kalimatnya Amin dgn berutal menjilati kemaluan Susi. “nih perempuan makan apa, kok rasanya gx seperti kemaluan orang-orang yg bau amis. ini terasa wangi dan dan manis” pikir Amin. setiap jengkal tak henti Amin jelajahi isinya. “ahhhh….gila kak,….jangan di sedot lagi bisa-bisa….ahhhh” kalimat Susi terpatah-patah karena merasakan begitu derasnya aliran listrik yg tersengat disana.
Susi mencoba meraih kedua bongkahan pantatnya. ia berharap dgn menarikanya kedua celah sempit di vaginayanya lebih terbuka agar Amin bisa sempat mSusiajahi lebih dalam lagi. setalah Susi memegang dan menahanya. Amin tiba-tiba berdiri dan tidur disamping Susi. muka Amin seperti orang yg habis cucimuka, belepotan cairan liurnya dgn vagianya. Amin merasa mukanya trlalu panas dan pedih. ia mengambil selimut lalu mengelap mukanya. terlihat Susi yg sedang berharap lebih namun tak menemukan jawaban dari Amin. Susi diam seribu bahasa melihat kelakuan Amin yg tak melanjutkan aksinya.
“enak….?” tanya Amin.
“iah enak kak…..” jawab Susi sembari menatap berharap dilanjutkan lagi.
“nah kya gitu tuh lagi enak-enak tiba-tiba gx jadi” Amin mencoba menasehati.
“ahhhh… kakak” rengek Susi.. dgn kesal Susi berdiri diantara selangkangan Amin.
Posisi Amin kini tertidur di pinggir ranjang dan kaki yg sedang terleonjor kelantai. Susi mengambil posisi di tengah-tengah. Susi duduk sembari membuka lebar selangkangan Amin. kini Susi berhadapan langsung dgn kontol Amin. ia tarik keatas menantang langit-langit sebelum masuk ke langit-langit rongga mulut Susi.
Amin nampak memperhatikan. mungkin kya gini yah homo lagi ngisep. hanya beda dia ada lobangnya aja. pikir Amin hanya kalo homo beneran dih, serem. lagi mikir begitu, tiba-tiba Amin merasakan setruman hebat. lidah lembut Susi mencoba menutupi gigi bagian bawahnya. Susi mencoba membuka mulutnya selebar mungkin berharap kontol Amin masuk semua.
“gilaaaaa….kamu Susi” teriak Amin yg sedang diberikan sensasi berbeda. kepala kontol Amin dimasukkan dgn cara vertikal keatas searah dgn mulut Susi. hasilnya bagian bawah dari kontol Amin menyentuh lidahnya yg basah dan kepala kontolnya menyentuh rongga mulut Susi. hal ini cukup menyulitkan bagi Susi terlebih ukuran mulut Susi pas-pasan menghadapi kontol Amin. yg luar bisanya lagi Susi menaikkan turunkan badanya bukan kepalanya saja. memberikan sensasi konsisten terhadap kontol Amin. mulut dan bibir Susi sudah berubah karena bercampur air liur. air liur yg keluar dari mulut Susi begitu pekat.
“ahhh Susi….” kata Amin keenakan. tiba-tiba tangan Amin mencoba memegang rambut Susi dan kepala Susi. “ahhh….Susi….aku….” teriak Amin…..kini Susi bisa merasakan seluruh kontol Amin masuk hingga bagian tenggorokanya. Susi ingin muntah,…hanya bisa mengeluarkan bunyi “ghuuurururu….ghrururur” seperti orang tercekik.
Amin menahan lebih dari 10detik. membuat Susi hampir mati kehabisan nafas. karena tak tahan Susi memukul dan meronta-ronta dgn tanganya. seketika itu Amin mengeluarkan semua curahanya. entah seberapa banyak yg bisa Susi telan. ygjelas hal ini membuat Susi benar-benar tersedak.bahkan ia langsung memuntahkan isinya dilaantai kamar. mulut, kepala, leher, Susi benar-benar pegal menahan perbuatan yg Amin lakukan.
Amin terlihat puas pandanganya benar-benar mengaburkan semuanya. seolah-olah semua beruhan menjadi baygan dan gelap. ia tak melihat Susi lagi larut dalam satu tujan kenikmatan. Susi terbatuk-batuk sambil mengumpulkan nafasnya. ia melihat Amin sudah tertidur mungkin.Amin hanya memejamkan matanya tak bergerak. Susi menumpulkan segenap tenaganya. rasa aneh dalam mulutnya coba ia selesaikan dgn pergi kelemari es di sudut ruangan. sedikit minum. untuk melepas rasa haus dan menghilangkan perasaan aneh.
ditenggorokannya. Susi merasa tenggorokanya penuh dgn lem yg dimasukkan secara paksa kedalam isi perutnya.Susi segera kekamar mAmin, kali ini ia benar-benar muntah. muntah bercampur air dan sedikit sisa-sisa seperma yg kental. kini ia keluar kamar. tangtopnya masih ia kenakan namun kusut ditambah lagi nimisetnya sudah berpindah keatas.
ia lihat cairan sperma yg jatuh dilantai dgn penasaran ia sentuh lengket bercampur air liur dan mengering di tangan karena AC. Susi yg masih on, membasahi tanganya dgn seperma yg dilantai, ia angkat keatas tangtopnya ia sentuh kulitnya dan cairan itupun menjadi satu diatas tubuhnya. badanya yg wangi kini berbau entah siapa yg menciumnya ia tak peduli.
kini Susi mencoba mencari sisa-sisa seperma yg ada. ia duduk menghadap kedepan cermin ia loloskan cenananya yg sudah basah. Susi duduk dgn kaki terbuka lebar siap menerima benda apa saja untuk masuk memuaskan birahinya. Susi membasahi kemaluannya dgn sisa cairan yg ada di tanganya. ia berusaha mencari kenikmatan.
tangan kirinya terus bermain diluar kemaluannya. agar terus basah. tangan kananya terus merangsang pentilnya agar mencari kenikmatan. tak beberapa lama ia memasukkan dua jarinya kedalam kemaluannya, ia sudah tak peduli lagi yg tadinya menjadi pelumas adalah sperma Amin. yg penting dgn berharap kontol Amin yg masuk ia mempercepat kedua jarinya keluar masuk. kemaluannya benar-benar licin dan becek. bahkan ia sendiri bisa melihat didepan cermin cairan terus keluar dari lobang menyentuh tempat duduknya dia yg berbahan kulit. Susi sungguh tak peduli yg ingin dia capai hanyalah menuntaskan birahinya.
“aachh….” teriak Susi, seraya habislah derita yg ia bawa.
Susi merasa sekarang benar-benar menjadi wanita. ia merasa dicintai oleh Amin. dibalik kaca kamarnya ia mengintip wajah Amin yg sedang tertidur lelap. aliran darah membawa semua hormon oksitosin ketubuh Susi. Amin adalah lelaki pertama yg ia cintai. Amin berada di tempat yg salah, waktu yg salah dan keadaan yg salah. apa Susi peduli?
ia mengambil semua cairan cinta yg ia tumpahkan diatas kursi. Susi menuju ke kasur. ia mengusap wajah Amin. yah mengusapnya dgn cairan cinta mereka, mungkin. usapan itu membuat Amin tersenyum karena sensasi basah yg di timbulkan. Susi masuk kedalam selimut, memeluk kekasihnya, mungkin. mereka terlelap dan hanyut dalam mimpi masing-masing.